Monday, November 20, 2017

Baca ini : Makan Terlalu Cepat, Bisa Berisiko Sebabkan Diabetes dan Obesitas

Foto: IstimewaFoto: Istimewa

Berita penting - Jakarta - Makan dengan cepat memang sanggup mempersingkat waktu. Akan tetapi hal ini tak baik bagi kesehatan lantaran beresiko sebabkan obestitas sampai penyakit jantung.

Dikutip dalam nydailynews (16/11) sebuah studi yang dipublikasi oleh American Heart Association's Scientific Sessions 2017 menunjukkan bahwa kecepatan seseorang saat menelan kuliner sanggup dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung dan diabetes.

Baca juga: Apa Masih Perlu Mengunyah Makanan Sampai 32 Kali?

Makan Terlalu Cepat, Bisa Berisiko Sebabkan Diabetes dan Penyakit JantungFoto: Istimewa

Dalam studi yang dilakukan oleh peneliti di Jepang, kecepatan dalam mengunyah kuliner berafiliasi eksklusif dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik ini merupakan faktor risiko dari penyakit jantung, diabetes, obesitas pada perut, kadar gula darah puasa yang tinggi, tekanan darah tinggi dan trigliserida tinggi.

Seseorang tidak akan disebut sindrom metabolik kalau hanya menderita salah satu tanda-tanda saja. Seseorang dikatakan mengidap sindrom metabolik kalau menderita lebih dari satu penyakit.

Para peneliti mengevaluasi sebanyak 1.083 subjek yang bebas dari sindrom metabolik pada tahun 2008. Subjek dibagi menjadi tiga kategori kecepatan saat makan, ialah lambat, normal dan cepat.

Dalam lima tahun, subjek yang mempunyai kebiasaan makan dengan cepat mencapai angka 11.6 persen lebih mungkin mengalami sindrom metabolik. Sementara subjek makan dengan kecepatan normal hanya menerima angka 6 persen peluang terkena sindrom metabolik dan subjek dengan kecepatan makan lambat hanya berisko alami sindrom metabolik sekitar 2,3 persen.

Makan Terlalu Cepat, Bisa Berisiko Sebabkan Diabetes dan Penyakit JantungFoto: Istimewa

Makan dengan cepat berkaitan dengan kenaikan berat badan, lantaran otak Anda tidak punya waktu untuk memproses makanan. Hal itu mengakibatkan perut tidak sanggup menyadari bahwa bekerjsama Anda sudah kenyang.

"Makan secara perlahan merupakan perubahan gaya hidup yang penting untuk membantu cegah sindrom metabolik," tutur Takayuki Yamaji, sebagai penulis studi sekaligus andal jantung di Universitas Hiroshima dalam sebuah pernyataan.

"Ketika seseorang makan dengan cepat, mereka akan cenderung tidak merasa kenyang dan lebih memungkinkan untuk makan secara berlebihan. Makan dengan cepat juga sanggup mengakibatkan fluktuasi glukosa lebih besar, yang sanggup mengakibatkan resistensi insulin pada beberapa orang. Kami juga yakin penelitian kami akan berlaku untuk populasi di Amerika Serikat," jelasnya.

Obesitas di Amerika Serikat telah mencapai proporsi epik dengan 671 juta orang sampaumur yang dianggap obesitas pada 2016. Populasi lainnya sebanyak 1,3 milyar dianggap sudah masuk kedalam kategori kelebihan berat badan.

Baca juga: Ini Dia 5 Alasan Perlunya Mengunyah Makanan Berulang Kali
Sumber detik.com

0 comments

Post a Comment